Selamat Datang di Jendela Den Ngabei. Download artikel yang kamu mau pada halaman Unduh Artikel <> Blog ini berisikan tentang kelistrikan mulai dari pembangkitan, transmisi, distribusi, pemanfaatan energi listrik, hingga pengalaman praktis <> Semoga bermanfaat dan mari berbagi..

Jumat, 12 April 2013

Rangkaian Pembangkit Tegangan Tinggi AC

Breakdown Udara Elektrode Bola
Untuk menguji suatu tegangan tembus dari udara, gas, minyak atau zat padat, dibutuhkan pembangkit tegangan tinggi. Salah satu jenis tegangan tinggi yang biasa digunakan untuk pengujian adalah tegangan tinggi AC. Tegangan tinggi AC ini dapat dibangkitkan dengan menggunakan trafo tegangan tinggi. Berikut adalah gambar penyambungan peralatan-peralatan yang digunakan untuk membangkitkan tegangan tinggi AC.
 
Rangkaian Pembangkit Tegangan Tinggi AC
 
Pada gambar diatas, dapat diketahui bahwa untuk membangkitkan tegangan tinggi AC, dibutuhkan banyak peralatan, yaitu sumber tegangan AC 220 V, Regulator Tegangan, Trafo Tegangan Tinggi dengan perbandingan 220/100000 V, Resistor Tegangan Tinggi 20 MOhm, Kapasitor 100kV 100pF, Konektor, Elektroda Bola-Bola, Operating Terminal, Digital Measuring Instrument (DMI), Jumper.
 
Tegangan suplai 220 V AC dihubungkan dengan regulator tegangan yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tegangan. Karena kinerja dari regulator tegangan ini tidak dapat dioperasikan dengan tangan secara langsung, maka kita dapat gunakan operating terminal. Operating terminal ini dapat menaikkan dan menurunkan tegangan input dari regulator sehingga tegangan tersebut sesuai dengan yang kita inginkan. Setelah keluar dari regulator, tegangan mulai menyuplai trafo. Trafo yang digunakan disini memiliki perbandingan 220 V/ 100.000 V. Keluaran dari trafo ini adalah tegangan AC yang memiliki tegangan maksimal sebesar 100 kV. Sekeluarnya dari trafo, akan melalui resistor 20 MOhm. Resistor disini berfungsi untuk menghindari arus balik yang besar menuju sumber ketika terjadi short circuit sehingga tidak terjadi kerusakan pada trafo. Setelah itu, tegangan sumber akan menyuplai kapasitor pembangkitan sehingga kapasitor tersebut akan terisi. Tegangan pada kapasitor pembangkitan ini akan dicuplik dengan menggunakan jumper yang terdapat kapasitor ujinya, sehingga tegangan dapat terukur melalui Digital Measuring Instrument (DMI). Dengan adanya Digital Measuring Instrument (DMI), tegangan AC maksimal dan tegangan AC efektif dapat diukur.
 
Untuk lebih mengamankan trafo agar tidak terjadi kerusakan ketika ada tegangan lebih, maka digunakanlah elektroda bola-bola yang disetting memiliki celah yang besar, sekitar 10 cm. Sehingga, ketika terjadi kelebihan tegangan yang berpotensi merusak trafo, dapat diatasi dengan flash yang terjadi antar elektroda bola-bola. Untuk menghubungkan elektroda bola-bola dengan kapasitor, dapat digunakan konektor.
 
Masing-masing sisi ground dari komponen-komponen tersebut dapat dijadikan satu dengan menggunakan jumper kemudian disambungkan langsung dengan grounding yang tertancap didalam tanah. Pastikan sebelum memulai menggunakan peralatan-peralatan yang ada untuk digrounding terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan tegangan kerja dari peralatan yang tinggi, sehingga memungkinkan arus sisa dari komponen tinggi. Sehingga berbahaya jika kita menyentuh peralatan-peralatan tersebut secara langsung.
 
Selain itu, sebelum menggunakan peralatan, pastikan tahan pentanahan grounding yang tertancap ditanah bernilai rendah. Jika setelah diukur dengan menggunakan earth tester tahanan pentanahannya tinggi, maka dapat diturunkan dengan menyiram grounding tersebut dengan menggunakan air atau lebih baik lagi dengan menggunakan air garam. Namun perlu diingat, air garam dapat menimbulkan korosi pada elektrode grounding. Sehingga justru akan bersifat merugikan.

Sumber Gambar : flickeriver.com

Tidak ada komentar:

Ngabei Comment Box...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...