Page

Minggu, 22 Juli 2012

Metode Penggantian Isolator SUTT Hot Stick

Metode Hot Stick
  Metode Hot Stick merupakan metode penggantian isolator yang pertama kali yang digunakan dalam PDKB pada saluran transmisi. Dalam proses kerjanya, pekerja (linesman) tidak diperkenankan untuk menyentuh kawat fasa langsung dengan tangannya, melainkan dengan menggunakan alat-alat yang bersifat isolatif yang berfungsi sebagai pemisah tegangan antara kawat fasa dengan pekerja (linesman) agar tidak terjadi hubung singkat. Dengan adanya peralatan yang lengkap dan tahapan pekerjaan yang benar, maka dapat dipastikan orang yang melakukan pekerjaan penggantian isolator ini dalam keadaan aman.

Metode Penggantian Isolator SUTT Barehand

Metode Barehand
   Metode Barehand merupakan metode pengembangan dari Metode Hot Stick. Pada metode ini, tidak hanya menggunakan peralatan bersifat isolatif, namun juga pekerja dapat menyentuh kawat bertegangan secara langsung. Inilah yang membedakan antara Metode Hot Stick dengan Metode Barehand.
   Dengan adanya sentuh langsung dengan kawat bertegangan, maka pekerja diharuskan agar memiliki tegangan yang sama dengan tegangan kawat tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan conductive suit. Alat ini berbentuk seperti pakaian yang akan memiliki tegangan yang sama dengan tegangan kawat penghantar jika pekerja (linesman) menyentuh kawat bertegangan tersebut.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bagian 2

  Berdasarkan bahan bakar yang digunakan, PLTU dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
- PLTU Batubara
  Merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batubara untuk memanaskan air yang terdapat didalam boiler pada PLTU tersebut. PLTU yang termasuk dalam golongan PLTU ini adalah PLTU Suralaya, PLTU Tanjung Jati B, PLTU Paiton, PLTU Cilacap, PLTU Labuan, PLTU Indramayu, PLTU Rembang, PLTU Asam-Asam.

Minyak Solar Pada Pembangkitan PLTU

   Sekalipun di pembangkitan yang bahan bakar utamanya batu bara, solar ternyata masih dibutuhkan. Di sebagian besar PLTU, solar diandalkan sebagai start-up pembakar batu bara bila suatu saat unit pembangkitan berhenti bekerja (trip).
   Bila tidak ada solar, batu bara tentunya tidak bisa dibakar, yang tentunya pembangkit tidak bisa beroperasi menghasilkan listrik. Untuk pengisian tangki yang berkapasitas 757 m3 atau 643 ton dari keadaan kosong sampai penuh, bila diangkut dengan truk, butuh sampai 47 truk tangki, dimana 1 truk tangki berkapasitas 16.000 liter. Untuk start-up PLTU Tanjung Jati B, biasanya butuh delapan truk bila peralatan di masing-masing unit itu dalam keadaan dingin setelah terjadi trip. Namun, kalau peralatan masih panas hanya memakai sedikit bahan bakar karena alat-alat lain masih beroperasi.

Membuat Diagram Urutan

    Diagram urutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu diagram urutan nol, diagram urutan positif dan diagram urutan negatif. Diagram-diagram urutan ini digunakan untuk mengetahui impedansi urutan nol (Z0), positif (Z1) dan negatif (Z2) dari suatu sistem tenaga listrik. Untuk lebih jelasnya, kita ambil suatu contoh sistem tenaga listrik yang ingin diketahui diagram impedansinya.

Komponen - Komponen Simetri

   Sistem tak seimbang yang memiliki jumlah fasor tertentu ternyata dapat diuraikan menjadi komponen-komponen simetri, yaitu komponen urutan positif, urutan negatif dan urutan nol. Komponen urutan positif terdiri dari tiga fasor sama besar, saling terpisah 120 derajat dan urutan fasa sama dengan fasor asli. Dilambangkan dengan subskrip 1. Komponen urutan negatif hampir sama dengan urutan positif namun urutan fasanya berlawanan dengan fasor aslinya. Dilambangkan dengan subskrip 2. Komponen urutan nol terdiri dari tiga fasor sama besar dan memiliki pergeseran fasa nol antara fasor satu dengan lainnya. Dilambangkan dengan subskrip 0.

Penyelesaian Gangguan Tak Simetri Double Line to Ground

    Gangguan Double Line to Ground adalah gangguan yang terjadi pada sistem yang tidak seimbang, dimana dua fasanya mengalirkan arus gangguan ke ground. Pada pembahasan kali ini, gangguan terjadi pada fasa b dan c ke ground, sehingga terlihat bahwa dari fasa b dan fasa c mengalirkan arus gangguan ke ground dan biasanya terdapat impedansi gangguan yang dilambangkan dengan Zf. Untuk mengetahui arus gangguan tersebut, dapat dicari dengan menggunakan metode urutan fasa dan metode matriks. Untuk mencari arus gangguan (If) dengan menggunakan metode urutan fasa, berikut adalah langkah-langkah pengerjaannya.

Penyelesaian Gangguan Tak Simetri Line to Line

     Gangguan Line to Line adalah gangguan yang terjadi pada sistem yang tidak seimbang, dimana salah satu fasanya mengalirkan arus gangguan ke fasa yang lain. Pada pembahasan kali ini, gangguan terjadi pada fasa b dan c, sehingga terlihat bahwa dari fasa b tersebut mengalir arus gangguan (If) ke fasa c dan biasanya terdapat impedansi gangguan yang dilambangkan dengan Zf. Untuk mengetahui arus gangguan tersebut, dapat dicari dengan menggunakan metode urutan fasa dan metode matriks. Untuk mencari arus gangguan (If) dengan menggunakan metode urutan fasa, berikut adalah penjelasan mengenai langkah-langkah pengerjaannya

Penyelesaian Gangguan Tak Simetri Line to Ground

   Gangguan Line to Ground adalah gangguan yang terjadi pada sistem yang tidak seimbang, dimana salah satu fasanya mengalirkan arus gangguan ke ground. Pada pembahasan kali ini, gangguan dimisalkan  terjadi pada fasa a, sehingga terlihat bahwa dari fasa a tersebut mengalir arus gangguan (If) ke tanah dan biasanya terdapat impedansi gangguan yang dilambangkan dengan Zf. Untuk mengetahui arus gangguan tersebut dapat dicari dengan menggunakan 2 metode, yaitu metode matrix dan metode urutan fasa. Berikut akan dibahas bagaimana langkah untuk mencari arus gangguan line to ground dengan menggunakan metode urutan fasa.